Mataku mulai memancarkan sinarnya lagi setelah beberapa jam tertutupi oleh
kegelapan malam yang menyeruak jauh ke dasar hati – hati yang selalu terbolak –
balik oleh keadaan. Di pagi yang cukup cerah dengan sinar yang sesungguhnya
dari sang mentari telah masuk ke setiap ruang di rumah milik leluhurku di kota
Lamongan. Sekarang jam menunjukkan pukul 7.50, berarti sudah pantas jika aku
mulai melakukan aktifitas seperti yang dilakukan oleh manusia kebanyakan.
Aktifitas apa? Apapun lah yang penting bisa menghasilkan kemanfaatan untuk
manusia yang lain dan alam yang lain. Dan tentu yang terpenting adalah setiap
aktifitas yang ku lakukan harusnya tetap bisa berpegangan erat – erat pada
hukum – hukum yang telah di design oleh
Allah SWT. Hukum yang sempurna untuk diterapkan oleh seluruh umat manusia dari
Dzat Yang Maha Sempurna.
Tentu juga setiap aktifitasku harus mengandung unsur penghambaan diri
sepenuhnya hanya kepada Allah SWT, bukan yang lain. Tentu juga setiap
aktifitasku harus mengandung unsur ibadah kepada-Nya. Ibadah. Satu kata yang
mempunyai arti penghambaan diri kepada Dzat Yang Mencipta segala yang ada.
Ibadah. Itulah tujuan utamaku diciptakan dan diberi bentuk yang sangat sempurna
di muka bumi ini. Hidup hanya untuk ibadah. Hidup hanya untuk menghamba. Ibadah
dan menghamba hanya kepada Allah SWT semata.
Aktifitasku juga harus merupakan aktifitas yang disenangi oleh Tuhanku dan
harus mendapat ridho-Nya. Apalah artinya hidup dengan segala macam pernak –
pernik di dalamnya jika sama sekali tidak dicintai oleh Allah SWT dan malah Dia
semakin murka dengan kita karena kelakuan kita. Malu lah jika kita semakin
menjauh dari-Nya dari waktu ke waktu, padahal kita juga ciptaan-Nya. Malu lah
jika setiap harinya kita justru semakin membuat Dia kecewa sama kita karena
kita tidak mau menuruti aturan – aturan yang telah dibuat oleh-Nya.
Siapa sich kita? Ada yang tahu gak? Kita hanyalah serpihan – serpihan
yang teramat kecil melebihi kecilnya inti atom yang dibelah menjadi seribu
bagian jika dibandingkan dengan ke-MahaEsa-an dan ke-MahaBesar-an Dia, Sang
Penguasa Langit dan Bumi. Kita hanyalah sisa – sisa partikel – partikel dari
debu – debu yang beterbangan di udara. Kita hanyalah sekedar buih di lautan lepas
yang penuh dengan kekurangan. Kita kan
memang gak lebih dari sekedar wayang
– wayang yang selalu dikendalikan oleh Dalang Kehidupan dan gak bisa berjalan dengan kaki sendiri.
Itulah kita. Ya, itulah kita dan tentu lah juga aku, seorang manusia biasa yang
selalu butuh dan kecanduan dengan rahmat dan kasih sayang Tuhannya.
Sombong sekali jika kita ngomong kepada dunia ingin menaklukkan mount Everest seorang diri tanpa
bersandar kepada-Nya. Angkuh sekali jika kita ingin mencicipi setiap kelezatan
alam semesta tanpa bantuan dari-Nya. Yakin sekali jika kita ingin menggapai
semua impian kita dan memaksakan harus terwujud dalam dunia ini tanpa uluran
tangan dari-Nya. Tuhan kah kita? Kuasa kah kita? Sempurnakah kita?
Sudah ku bilang kalau kita ingin selamat dan bisa mengatur alam semesta ini
dengan adil seadil – adilnya tanpa melakukan diskriminasi dan intimidasi kepada
siapapun, maka terapkan hukum-Nya. Sudah kubilang kan jika kita ingin selamat
dunia dan setelahnya, maka kembalilah pada-Nya. Sudah ku bilang juga jika kita
ingin bahagia hidupnya, maka segera temukan cinta kasih-Nya.
Ya, itulah Dia. Sang Penguasa sesungguhnya dari semua penguasa. Sang Maha
Raja dari segala raja. Sang Tertinggi dari segala tinggi. Sang Pencipta dan
Sang Pengatur. Sang Maha Segala dan menguasai segala yang ada. Dia lah yang
jika kita berusaha hidup dalam cahaya-Nya, niscaya hidup akan tenang. Dia lah
Sang Kekasih yang berhak dimintai kasih-Nya. Dia lah Sang Penyayang yang berhak
dirindukan sayang-Nya. Ya, itulah Dia. Tuhanku, Tuhanmu dan Tuhan kita semua
seluruh umat manusia dan alam semesta. Mari kita kembali sekembali - kembalinya.
Mari kita pulang sepulang – pulangnya. Mari kita segera menuju kepada-Nya cepat secepat – cepatnya, walau dengan berlari dan berjalan tertatih – tatih ...........
Assalamu'alaikum.... Cah Ngganteng tambah pinter sekarang nulise...klo boleh kasih masukan, biar lebih terasah dan terarah ilmu nulisnya, mending bikin project nulis sebuah buku, terserah tema dan judulnya yg penting fun dan bermanfaat, trus coba di terbitkan, kan banyak penerbit buku gratis di internet.... tak tunggu karya2 ne selanjutnya....
BalasHapusInsyaallah cak, jd tambah bersemangat lagie daku cak. (dalam hati, jadi kangen n teringat masa2 indah bersama dikau cak apink) selalu mohon doa, support n dukungan yg tulus cak biar adikmu ini bisa menggapai seluruh bintang - gemintang di sepenuh langit yang luas..........GANBATTE KUDASAI!!
BalasHapus