Bismillahir Rahmanir Rahim.....
Untuk mengawali
pembahasan kita kali ini, maka alangkah lebih baiknya kalau saya memberikan
ilustrasi dahulu sebagai berikut :
Ada orang pertama yang tidak mempunyai orientasi
kesuksesan sama sekali, sehingga dalam hidupnya, dia hidup seperti orang kebanyakan.
Dia tidak mempunyai visi hidup dan tujuan ke depannya tidak jelas. Hidup dalam
aliran air. Hidup mengikuti jalan orang kebanyakan. Sehingga ketika berproses
dalam hidupnya, dia tidak antusias sama sekali untuk mengejar target yang jauh
lebih besar.
Orang kedua berbeda, dia mempunyai target
yang jelas dalam hidupnya. Namun sayang, dia selalu fokus pada tujuannya dan
tidak menikmati proses sebuah
pencapaian. Ibarat naik tangga, dia ingin menaiki tangga yang ke
sepuluh, tapi dia tidak mau berproses untuk naik tangga step by step dari tangga pertama, lalu
menaiki tangga kedua dan seterusnya hingga sampailah ke tangga yang dia
harapkan. Dia menginginkan kehidupan yang instant. Dia tidak mau
dan tidak bisa menikmati proses kehidupan yang justru dengan itulah tangga
kesuksesan yang dia inginkan akan menjadi lebih dekat.
Ada orang ketiga yang bertipe seperti ini : dia
mempunyai daya juang yang luar biasa dalam hidupnya. Dia mempunyai semangat dan
mungkin juga etos kerja yang patut diacungi jempol. Namun sayang, dia tidak
mempunyai visi yang jelas dalam hidupnya. Dia hanya berjuang dengan sekuat
tenaga untuk menyukseskan keberhasilan bosnya. Dia tidak mempunyai mimpi yang
ingin dia raih. Dia tidak mempunyai sesuatu yang layak untuk dia perjuangkan.
Dia kemudian terjebak dengan zona nyaman sama seperti orang – orang bertipe
pertama.
Berbeda lagi dengan orang
tipe jenis keempat. Dia mempunyai
target yang jelas dalam hidupnya. Dia mempunyai visi yang jelas dan tujuan
hidup yang terukur. Namun dia juga berfokus pada proses menuju kesuksesannya
tersebut. Dia benar – benar menikmati setiap proses kesuksesan yang dia jalani.
Tidak peduli itu merupakan sebuah proses yang menyenangkan atau bahkan
menyakitkan baginya. Dia percaya bahwa dia pasti bisa
meraih semua impiannya, namun dia juga sadar bahwa untuk menuju ke arah sana,
dia perlu berproses dengan segala pernak – pernik yang ada di dalamnya. Dia
yakin bahwa semua impiannya tidak akan bisa teraih dengan instant. Dia selalu menikmati apapun jalan yang ada di depannya
untuk menuju ke pintu gerbang keberhasilan yang dia inginkan.
Oke. Mari kita membahas
satu demi satu tipe orang – orang di atas agar kita bisa mengambil hikmah dari
kejadian tersebut. Orang pertama
adalah orang kebanyakan yang hidup di dunia ini. Bisa jadi mungkin kita
termasuk orang – orang di dalamnya. Orang – orang yang hidupnya hanya untuk
bekerja dengan cara biasa, memenuhi kebutuhan perut dirinya dan keluarganya dan
beraktivitas dengan tanpa visi besar untuk mengakhiri hidupnya dengan penuh
kegemilangan. Hari demi harinya dia jalani dengan biasa – biasa saja. Pergi
pagi pulang petang punggung pegal pikiran pusing perasaan penat dan penghasilan pas - pasan hanya untuk
menuruti keinginan orang lain. Jika dia bekerja untuk
pimpinannya, maka sejatinya dia
hanya akan merealisasikan tujuan dan visi besar pimpinan tersebut. Dia
lalu dapat apa? Dia dapat tidak lebih hanya sebuah gaji
atau bayaran atas semua keringatnya. Gak
lebih. Dan itulah jenis orang – orang kebanyakan di dunia ini. Orang – orang
yang hanya sebagai pelengkap orang – orang besar untuk mencapai visi besarnya.
Kalau dikaitkan dengan
santri yang dikirim oleh orang tuanya ke
sebuah pondok untuk menimba ilmu – ilmu agama, maka si santri tidak
mempunyai mimpi sama sekali untuk menjadi pejuang – pejuang Islam di masa depan
dan gairahnya untuk menguasai tsaqofah Islamiyah sangatlah minim. Jadi
hari – harinya hanya bersifat rutinitas belaka tanpa ada ghiroh dan ruh
dalam menjalani setiap aktivitasnya. Sehingga akibatnya apa? dia akan
merasa tidak betah di pondok dan bawaannya hanya ingin pulang saja, bahkan bisa
jadi dia akan kabur dari pondok meski hal itu sangat dilarang.
Kemudian orang tipe yang kedua, bisa jadi dia lebih
baik dari orang jenis pertama. Hanya kemudian sangat sedikit sekali dari orang
– orang tersebut yang bisa merealisasikan harapan dan tujuan dalam hidupnya.
Tahu mengapa kawan – kawan? Karena dia berorientasi pada hasilnya, tetapi tidak
mau berproses dalam menjalani setiap jenjang tangga kesuksesan yang ada di depannya. Sukses yang
cepat adalah keinginannya. Sebagai contoh, jika dia menginginkan untuk menjadi
seorang manager di salah satu perusahaan, maka dia inginnya langsung menjadi
seorang manager tersebut tanpa mau menjadi bawahan atau staf terlebih dahulu. Kalau memang dia masuk awal kerja dan
ditempatkan di bagian staf biasa, maka dia menjalani hari – hari kerjanya
dengan tidak semangat dan memiliki antusias yang tinggi. Dia tidak mau bersusah
payah mengerjakan urusan - urusan sepele – tentu bagi dirinya sendiri,red – dan hanya ingin mengerjakan hal – hal yang besar. Dia lupa bahwa
tidak ada orang besar yang tidak berasal dari orang kecil terlebih dahulu. Dan
tentu harus kita ingat bahwa “Tidak semua prajurit yang baik itu akan
menjadi seorang jendral yang baik. Tapi bisa dipastikan bahwa seorang jendral
yang baik pastilah berasal dari seorang prajurit yang baik”. Jendral
yang tegas tentulah berasal dari prajurit yang tegas. Jendral
yang berinisiatif tinggi pasti berasal dari seorang prajurit yang juga
mempunyai inisiatif yang tinggi. Dan tentu saja jendral yang bisa memimpin dengan baik pasti berasal dari prajurit yang
selalu menuruti keinginan pemimpinnya dan dia bisa dipimpin dengan baik pula.
Kalau dikaitkan dengan
kehidupan santri di suatu pondok pesantren, maka orang – orang bertipe ini
inginnya bisa menguasai ilmu – ilmu agama secara cepat. Kalau dia menginginkan
menjadi seorang faqqih fid-dien, maka dia sangat malas untuk berproses
menggapainya. Dia merasa sangat senang jika bisa menjadi orang yang ahli dalam
masalah agama, tapi dia lupa bahwa untuk meraihnya diperlukan usaha yang keras
dan waktu yang lama untuk mendapatkannya. Dia tidak mau melakukan hal – hal
yang akan bisa mengakibatkan dia lelah dalam berusaha, sehingga yang terjadi
adalah timbulnya rasa bosan dan kemalasan yang luar biasa dalam diri si santri.
Jika untuk orang – orang
tipe ketiga sepertinya mungkin sedikit sekali. Karena bisa jadi orang
yang bersemangat dalam hidupnya sudah pasti ada sesuatu yang ingin dia
wujudkan. Ada sesuatu yang harus dia realisasikan. Hidup bukan untuk orang
lain, tapi untuk dirinya sendiri. Bagaimana dia bisa bertanggung jawab atas
kesuksesan dalam hidupnya, bukan kesuksesan orang lain.
Lalu bagaimana dengan orang jenis keempat ini? Orang jenis keempat ini kalau boleh saya katakan adalah dia termasuk tipe favorit saya. Orang
– orang bertipe ini mempunyai karakter yang cukup istimewa. Inilah orang – orang hebat. Inilah orang – orang yang bisa menjadi seorang pemenang sejati. Inilah orang –
orang yang bisa menjadi pemimpin dambaan umat. Inilah orang –
orang yang layak mendapatkan kesuksesan yang dia impi – impikan. Inilah orang
–orang yang mungkin seharusnya bisa
kita contoh
setiap langkah – langkahnya dalam meraih kesuksesannya.
Orang
– orang jenis ini sudah mempunyai visi tertinggi kehidupan dan berorientasi
pada hasil sejak pertama kali dia menginjakkan kakinya di tangga pertama
tempatnya mengembangkan diri untuk meraih impian – impiannya. Dia yakin dan
percaya bahwa dia pasti akan bisa berada di puncak kesuksesan itu suatu saat
nanti. Dia percaya diri dengan segala kelebihan dan kelemahan yang ada pada
dirinya. Dia berusaha untuk selalu memperbaiki dirinya kapanpun dan dimanapun.
Dia sadar bahwa dia tidaklah sempurna dan sampai kapanpun tidak akan pernah menjadi orang yang sempurna. Dia
bangga dengan dirinya sendiri dan tidak pernah terpikirkan dalam benaknya untuk
mencoba menjadi orang lain. Dia percaya bahwa kesempurnaan hanyalah milik Allah
SWT, namun dia berusaha senantiasa untuk mendekati kesempurnaan tersebut.
Yang
tidak kalah penting untuk disimak adalah orang jenis ini memang mempunyai visi
yang tinggi, tapi dia selalu berfokus pada prosesnya. Dia yakin bahwa untuk mencapai puncak kesuksesan, maka diperlukan usaha yang
serius dan sungguh – sungguh dengan diiringi perasaan senang hati dan menerima
apapun resiko perjuangan yang ada di hadapannya. Dia percaya bahwa ada harga
yang harus dibayar untuk mencapai sebuah kesuksesan.
Satu contoh kecil jika
seseorang menginginkan jabatan untuk menduduki posisi manager dalam salah satu
bidang di perusahaan tempat dia bekerja, maka hal pertama – tama yang harus dia
lakukan adalah dia harus bersyukur terlebih dahulu jika kemudian sang pemilik
perusahaan menaruh dia hanya di jajaran staf biasa. Dia bersungguh – sungguh
menjalankan setiap dan sekecil apapun amanah yang dipercayakan kepadanya.
Karena dia menganggap bahwa jika seseorang tidak sanggup untuk menjalankan
amanah yang masih kecil, maka jangan harap dia akan mampu untuk menyelesaikan
amanah yang jauh lebih besar. Tapi kemudian apakah sampai disitu perjuangannya?
Tentu tidak kawan! Dia berusaha untuk memantaskan dirinya menjadi seorang yang
profesional di bidangnya disamping dia juga harus mempelajari bidang – bidang
yang lainnya dan berusaha untuk mengetahui keadaan dan psikologi lingkungan
serta kawan – kawan tempat dimana dia bekerja. Karena setidaknya itulah modal
dasar yang harus dia punyai sebelum benar – benar dipercaya oleh si pemilik
perusahaan untuk menjadi manager salah satu bidang di perusahaannya itu.
Sehingga logika selanjutnya adalah jika seseorang menginginkan posisi yang
lebih tinggi daripada hanya sekedar menjadi seorang manager, maka usahanya juga
harus seratus persen lebih serius tanpa ada penawaran lagi. Semakin tinggi
jabatan, kedudukan atau kekayaan dan status sosial yang ingin dia raih, maka
semakin besar pula daya dobrak yang harus ada dalam dirinya!
Kalau dikaitkan dengan
perjuangan seorang santri yang ingin menjadi pembela – pembela Islam dan
penjaga Al-Qur’an, maka dia melakukan setiap aktivitas yang akan lebih
mendekatkan dirinya dengan impiannya itu dengan senang hati dan sangat serius.
Dia berani untuk berjuang mati – matian demi mengejar mimpi – mimpinya
tersebut. Setiap harinya dia sudah merancang kegiatan apa saja yang akan dia
lakukan untuk mengisi waktu – waktu luangnya selain jadwal yang sudah
ditentukan oleh pondok. Dia sangat ingin untuk menjadi kupu - kupu yang elok
rupawan, tapi dia bersedia untuk menjadi kepompong terlebih dahulu. Bahkan jika
untuk menjadi kepompong itu diperlukan waktu yang sangat lama dan pengorbanan
1000% untuk tidak makan dan minum selama proses tersebut, maka dia mau
menjalaninya. Si santri tidak akan mau mengikuti ajakan teman – temannya untuk
terus bermain di tengah – tengah waktu luangnya. Dia akan mengggunakan waktunya
dengan sangat efektif agar mimpi – mimpinya bisa segera tercapai. Dia akan bisa
menggunakan waktu istirahat, waktu senggang, waktu ibadah dan waktu belajarnya
dengan cermat.
Kalau menurut pengalaman
pribadi saya sich, saya tidak akan mau menuruti keinginan orang lain
yang itu tidak ada manfaatnya buat saya, baik untuk pengembangan diri saya
ataupun untuk meraih mimpi – mimpi saya. Saya tidak akan mau menjadi alat
kepanjangan tangan orang lain dalam meraih mimpi – mimpinya jika mimpi - mimpinya
tidak selaras dengan mimpi – mimpi saya. Tapi saya siap dipimpin dan disuruh
oleh siapapun orangnya yang beliau itu bisa mengembangkan pribadi saya dan membantu
saya dalam meraih mimpi – mimpi saya. Saya mau merealisasikan mimpi – mimpi beliau
jika dengannya mimpi – mimpi saya juga akan bisa terwujud.
Kalau dikaitkan dengan
orang – orang beriman yang dia hanya mau melakukan setiap aktivitas dalam
hidupnya hanya untuk menggapai ridho dan kasih sayang Allah SWT semata, maka dia
tidak akan mau bertindak dan melakukan suatu perbuatan yang justru itu bisa
membuat Allah SWT marah. Dia tidak akan mudah menuruti keinginan teman –
temannya yang mencoba menggantikan kenikmatan surga yang dia idam – idamkan kelak
di akherat hanya demi kesenangan dunia sesaat. Dia menginginkan surga dan
berani membayar harga dari kenikmatan surga tersebut dengan cara dia selalu
mengerjakan amalan – amalan yang akan lebih mendekatkan dirinya dengan apa yang
dia inginkan. Orang – orang tipe keempat ini sangat hati – hati dalam
melangkahkan setiap kaki – kakinya. Orientasi perbuatannya hanya untuk Allah
SWT sebagai tujuan dari segala tujuan dalam mengarungi kerasnya ombak lautan
kehidupan ini.
Dari paparan saya yang
cukup panjang di atas, semoga bisa memberikan satu gambaran utuh akan sebuah
fakta kehidupan yang ada di sekitar kita dan bagaimana cara kita memilih respon
terhadapnya. Yang jelas kita bebas memilih akan menjadi seperti apa kita. Kita
bebas menentukan pilihan kita sejauh itu bisa membuat kita lebih berguna dan
bisa berkarya lebih besar lagi untuk kepentingan agama, bangsa dan kehidupan
secara umum.
Di sini saya hanya
membuat satu peta pikiran untuk memudahkan kawan – kawan memahami tipe – tipe
kecenderungan seseorang dalam menjalani setiap aktivitas hidupnya. Saya tidak
ada maksud sama sekali untuk menganjurkan kawan – kawan agar memilih sesuai
dengan apa yang saya pilih. Ingat kawan bahwa kita hidup sekarang itu dibentuk
atas pilihan – pilihan kita di masa lampau dan kita sedang menentukan pilihan
dalam menjalani hidup di masa kini untuk menyongsong hari esok yang diharapkan
bisa jauh lebih baik dan berkah. Life is a choice and we are free to
choose the best one for us !
Hidup adalah sebuah pilihan dan kita bebas memilih apapun di hadapan kita yang
kita anggap itulah yang terbaik bagi hidup dan kehidupan kita!
Selamat memilih apapun
pilihan yang ada di depan kawan – kawan dan semoga Allah SWT senantiasa
memberikan petunjuk-Nya kepada kita semua, sehingga kita akan bisa selalu
memilih jalan yang akan bisa lebih mendekatkan diri kita kepada-Nya hari demi
hari, minggu demi minggu, bulan demi
bulan dan tahun demi tahun hingga ajal menjemput kita........
Mantab om...
BalasHapus