Selasa, 31 Juli 2012

MENULISKU AKU


Bismillahirrohmanirrohim,
Menggoreskan tinta – tinta kesejatian merupakan sebuah panggilan jiwa terdalam. Atau terkadang merupakan panggilan eksternal dari suara – suara di luar sana dan memaksa diri untuk menurutinya. Walau mungkin awalnya kita tidak mau mendengar bisikan – bisikan ghaib tersebut. Disebut ghaib karena memang suara itu tidak bisa dirasakan, dilihat atau diraba. Dia hanya bisa didengar tanpa ada rangkaian komponen yang bisa masuk ke kedalaman mata lahir kita.
Menggores adalah melukis hiasan – hiasan indah yang terbentuk sempurna dengan usaha sadar sesadar – sadarnya untuk menghasilkan sebuah karya yang bisa hidup dan berbekas dalam hidup – hidup setiap makhluk yang bisa hidup. Menggores adalah mewarnai gunung – gunung dan awan – awan yang berada di sekitar kita menjadi sebuah fenomena yang bisa mencipta suatu tatanan yang harmonis dan selaras antara hukum – hukum yang dibuat dan dikehendaki oleh Sang Maha Segala dengan segala partikel – partikel yang berhamburan tidak teratur di seluruh bagian – bagian organ dunia dan langit dan semua isi – isinya sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh dan tidak terpisah satu sama lain. Artinya antara apa saja yang dikehendaki oleh Sang Pembuat alam semesta dengan makhluk – makhluk-Nya yang kecil dan lemah menjadi seimbang dan tidak saling tumpang tindih.
Menggores adalah sebuah upaya untuk meluapkan dan menguapkan semua uap – uap kandungan energi positif dalam darah dan susunan anatomi bentuk tubuh kita menjadi sebuah energi yang benar – benar bisa mewujud dalam dada setiap insan yang masih bisa menghembuskan nafasnya. Butuh goresan tangan sang surya untuk mengeluarkan semua potensi terpendam dalam jiwa – jiwa yang gersang, sehingga bisa menemukan kembali jati diri yang sempat tersesat dan hilang arah.
Menggores adalah menulis. Menulis apa saja yang bisa ditulis. Menulis apa saja yang bisa digores. Menulis apa saja yang bisa dijadikan bahan untuk membuka tabir cakrawala dunia. Menulis diri. Menulis hati. Menulis isi.
Tapi aku suka menggunakan kata – kata menggores daripada menulis itu sendiri. Karena dengan menggores kita bisa membuat aliran – aliran sungai kehidupan dan gairah yang baru dan berbekas jauh ke dalam  sedalam – dalamnya yang bisa dijangkau oleh kedalaman yang terdalam. Kalau menulis mungkin hanya bisa dibaca tanpa ada jejak – jejak misterius yang mengikutinya. Meski demikian hakikatnya sama sajalah. Menulis dengan menggores adalah sesuatu yang menyamakan dirinya dalam suatu entitas pola pikir dan alur cerita penuh asmara dan angkara dalam buaian romantisme kehidupan yang penuh teka – teki dan pertanyaan ini. Menggores dan menulis adalah suatu cara untuk memunculkan semua isi hati dan diri untuk menggambarkan luapan emosi menjadi suatu kronologi drama fantasi dan frustasi dalam satu wadah bejana baja yang murni semurni – murninya. Dalam sebuah setting tempat dan waktu yang membara penuh dengan bara – bara api kebencian dan cinta yang tidak terpisah. Sekali lagi, menulis adalah menggores dan menggores adalah menulis, meski dalam beberapa hal terkadang tidak sama dan dalam ketidaksamaan itulah sering terdapat beragam kesamaan.
Menggoreskan tinta – tinta yang terkumpul dalam keterceceran dan ketertumpahan bisa menghasilkan sebuah karya seni yang sangat menjinakkan emosi. Berpadu dalam butiran – butiran cahaya yang mulai redup dan sinarnya terang seterang cahaya matahari ketika tepat di atas ubun – ubun kepala yang tidak bertopi rimba. Terkadang aku bisa mewarnai pelangi dan membuat warna sendiri yang mau kuwarna tanpa ada pihak – pihak dari pihak keterlemahan yang berusaha menggagalkan pencapaian tahta kerajaanku.
Dengan menulis, aku bisa memakan dan melahap semua kue – kue yang ada di atas meja makan kehidupan. Semuanya. Tanpa tersisa  dan hanya menyisakan cerita yang usang dan gersang. Ya, sekarang menulis sudah menjadi bagian dari unsur – unsur pembentuk jiwa ragaku yang masih utuh hingga melabuhkan diri ke tepian pantai kesejatian yang jauh tanpa merasa peluh – peluh menggelayuti sepenuh tubuh yang pasti akan terbujur kaku.....................

Tidak ada komentar:

Posting Komentar