Rabu, 25 April 2012

TEKAD BERDARAH


Sebuah senyuman kecil
Kaki – kaki di jariku terus melangkah mencipta puisi bertema sejuta pinta
Lumpur lapindo terus meluap tanpa bisa di bendung dalam jiwaku

Maju ...
Meninggalkan jejak untuk diikuti para pemburu
Berlari menanjak melewati terjalnya jurang berlembah edelweiss

Sebongkah berlian bersarang dalam lingkaran yang tertutupi tembok berumput hitam keemasan dan bersinar putih
Genggam kuat layang – layang di angkasa
Semesta pun jauh lebih besar saat berada di ujung kejayaan

Dengan aliran puisi kehidupan ini aku bersumpah
Seandainya gunung – gunung sampai meratakan tanah dan sekumpulan elang mulai membisu
Aku akan tetap mengukir karyaku di atas batu cadas tak bertepi hingga namaku tetap abadi tak tergoyah meski aku hilang tersapu gulungan ombak kehancuran

Inilah tekad berdarah
Ku yakini pengejaran mimpiku tanpa henti sampai mendapatkan tahta kerajaan
Aku adalah aku dan aku bisa !!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar