Rabu, 25 April 2012

SEBUAH PENGAKUAN


 Melihat senja dengan teropong kosong
Berdada angin
Hampa ...

Tiba – tiba air mulai menetes satu per satu dari hulu ke hilir
Berair penuh kekeringan
Hitam pekat bersenjatakan kotoran
Seiring waktu bergejolak kejanggalan

Akankah pasar malam segera tutup karena sudah Subuh ??
Aku tidak kuat diolesi lumpur terus – menerus

Sejajarku beranggapan kau adalah Adam yang bersujud

Nyatanya ...
Pucuk daun terkena puntung rokok yang masih menyala

Hanya Kau dan aku yang tahu siang dan malam di balik gunung itu

Tapi selalu ku kayuh sepeda mesti lelah terasa
Membersihkan lumuran oli agar segera sampai

Kau pasti tidak bosan
Menyambutku di depan pintu
Karena Kau adalah Sang Pemilik Hati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar