Dua tetes
Setelah Maghrib ini aku merasa bisa tersenyum karena Mercyku yang sempat
hilang tiba – tiba kembali lagi
Sebenarnya tadi sore waktu aku baru sampai di istana surga
Skripsiku menjadi terlalu kecil
Kembali ke dua tetes dalam sujud ternikmatku
Masih tentang rasa
Setelah makan tiga kepala manusia menemaniku dalam detik
– detik menyambut tahun baru
Tapi bukan aku
Masih mencoba untuk tersenyum di tengah kebakaran hebat
Mengumpulkan cadangan senjata yang berserakan di gudang lalu ku gunakan
untuk berperang lagi
Melawan pedihnya kegelapan malam
Terima kasih atas semua rasa yang telah kau beri
Kau beri aku indahnya dunia di jalan penuh keyakinan
Nuansa bahagiaku di saat mulai menulis arah masa depan
Ku mulai berani melihat dengan mataku sendiri tentang ketidakpastian
Rasa percaya diri menghadapi batu – batu sandungan
Selalu ku ingat di setiap nafas yang tersisa
Bukan dalam mimpi tapi di asam garam yang nyata
“tp aq yakin klu pyn da komit pst pyn bs mngatsix n pst
Allah akan ngasi jln keluar n memudhkn”
“met berjuang!”
Terima kasih atas semua materi yang telah kau ajarkan
Kau ajarkan aku bagaimana berjalan dengan kaki sendiri
Tangan yang bisa memetik kelapa dengan tangan – tangan yang lain
Bagaikan karang dihempas gelombang
Terima kasih atas semua hitam putih yang telah kau
tuangkan
Bahagia, susah, tawa, tangis, senyum, cemberut, optimis,
putus asa, kuat, lemah, tegar, rapuh, gembira, sedih dan semua a, b, c, z - nya
kehidupan
Puisi tercipta karenamu dengan segala dunia bawah laut
yang melukis indahnya pelangi di hatiku
Berusaha tegar di tengah badai yang menerjang !!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar