Segala
putihku hanya untuk-Mu
Terlimpah santapan
lezat terhidang di meja makan
Berselimut
Jibril dan para Malaikat yang selalu ngomong dengan mulut-Mu
Sebuah
rasa baru
Rasa
yang belum pernah ku cicipi
Untungnya
aku bisa mengambil piring dan sendok lalu ku ambil nasi dengan segala lauknya
Sungguh
mantap
Coba
kemarin aku gak segera bangun dari mimpi lelapku
Aku
mungkin gak bisa membuka mata untuk selamanya
Ungkapan
terdalamku hanya untuk-Mu
Bukan
yang lain
Ah ...
Ku gak
peduli ada lampu merah musim kemarau
Yang
penting kakiku terus melangkah
Kalau
perlu aku akan berlari agar bisa lebih dekat dan memeluk-Mu
Tawa
pasti di tengah tangis hilangnya kemudi
Dianggapnya
aku yang menangis
Sebenarnya
yang tau itu siapa ??
Aku
atau dirimu ??
Sekarang
saat aku menuju finish dari sebuah pertandingan panjang ini aku ingin tetap
berada di sini
Dengan
segala bulan di tangan kiriku dan matahari di tangan kananku
Aku gak
mau mengais sampah lagi
Udah bosan
Aku
akan berlari dan terus berlari menggapai ‘Arsy-Mu saja
Hanya
itu sekarang yang ku inginkan
Egoiskah
aku ??
Tidak ada komentar:
Posting Komentar