Harapan terisi sepenuh
kata
Dua tangan ku
tengadahkan
Mata air
menggenang jauh di hatiku
Tolong berikan singgasana-Mu
Beri juga tembok berlian dari
rumah-Mu
Perintah ku tidak
Siapalah aku ??
Hanya
berharap dan memohon
Bisa istirahat
dan melepas lelah selamanya
Pasti enak-Mu
menenangkan Bunda
Sudah jalan dan
berlari penuh keringat menetes deras
Banjir jagat raya
keteduhan mendung yang merata
Semilir angin
berhembus damaikan rongga ku
Lelah sekali Ya Allah Bundaku
Duluku kurang
Mengertiku arti-Mu tidak seberapa
Kasihan Ya Allah Permata Berhargaku
Ku memang belum
bisa lalu Kau tiba-tiba inginnya
Mengapa ku
menolak-Mu ??
Padahal alam ini
adalah milik-Mu
Aku dan Bunda
Hawa juga milik-Mu
Ah ...
Sudahlah ...
Mengalir saja
Mungkin kadang
Bunda gersangkan bumi
Atau kurang bisa
menyiram kebun-Mu dengan teratur
Tapi Kau kan
lebih dari samudera Bunda ku
Pastilah Kau
menunjukkan segala-Mu
Sekali
ini anganku
Mimpiku
dalam bunga tidur dan bunga sakura Jepang
Mungkin
sekarang atau setelahnya
Ku
harap Kau menerimanya di istana-Mu
Karena
ingin ku
Bahagiakan
Bunda ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar