Penutup mahkotanya kian menari oleh liukan angin
Namun tak sedikitpun ia bergerak dari tahtanya
Termenung melihat kehampaan di bibir sungai
Sayu dalam pandangan jendelanya tak usai jua oleh goresan senja
Air pun terurai lembut basahi pipi
Di senja itu, dia ukir sebuah harapan akan cita
Dalam asa penantian tiada tahu akhir
Terlampau hening dalam keindahan hingga hanyut di perjalanan
Terlihat sendu kusam wajah bersemaikan debu kehidupan
Hingga tak mampu ia usap dengan jemarinya
Di senja itu, berkawan sepi ia coba menepi
Mengurai sebuah kisah yang tertawan oleh keadaan
Dalam hampa ia coba meraba akan sebuah rasa
Tersadar akan sebuah tabir pemisah
Tabir hitam bertintakan warna emas
Bertuliskan syair indah dan merdu
Ia mulai genggam erat tabir ini walau berat jemari sebelah
Hingga tertutup kelopak mata oleh lelah
Usaikan waktu tanpa kebencian
Dan terus melangkah......
Dia melangkah antara senja bertabirkan emas
by : Umi Mubarokati
http://www.facebook.com/ummi.alliwa
Namun tak sedikitpun ia bergerak dari tahtanya
Termenung melihat kehampaan di bibir sungai
Sayu dalam pandangan jendelanya tak usai jua oleh goresan senja
Air pun terurai lembut basahi pipi
Di senja itu, dia ukir sebuah harapan akan cita
Dalam asa penantian tiada tahu akhir
Terlampau hening dalam keindahan hingga hanyut di perjalanan
Terlihat sendu kusam wajah bersemaikan debu kehidupan
Hingga tak mampu ia usap dengan jemarinya
Di senja itu, berkawan sepi ia coba menepi
Mengurai sebuah kisah yang tertawan oleh keadaan
Dalam hampa ia coba meraba akan sebuah rasa
Tersadar akan sebuah tabir pemisah
Tabir hitam bertintakan warna emas
Bertuliskan syair indah dan merdu
Ia mulai genggam erat tabir ini walau berat jemari sebelah
Hingga tertutup kelopak mata oleh lelah
Usaikan waktu tanpa kebencian
Dan terus melangkah......
Dia melangkah antara senja bertabirkan emas
by : Umi Mubarokati
http://www.facebook.com/ummi.alliwa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar