Sendiriku berusaha menggenapkan
separuh asa yang masih tertinggal
Berteman dengan peluh...
Keringat darah mengucur
deras...
Menghias langit dalam sebuah
penantian manis...
Berjumpa
pelangi yang indah
Mewarna
dunia...
Langkah – langkah goyah
terkadang menghampiri raga yang hampir rapuh
Jiwa terhalus membenturkan
dirinya dengan waktu yang terus berjalan
Tanpa henti...
Sebelum tiba dalam garis yang mulia
Dalam sebuah penantian manis...
Wahai
Dzat Penggenggam Semesta
Akankah
diri sampai tanpa kilau cahaya-Mu?
Bersinar
menerangi setiap daging – daging dalam tanjakan tajam
Izinkan aku meraih sinar terang
itu
Memberi sentuhan indah pada
langit jingga
Pelangi pun nampak lebih
bercahaya dengan senyuman surganya
Dalam sebuah penantian manis...
Untukmu
sandaran jiwa
Sepasang
anggun penguat langkah
Penghapus
tabir – tabir penuh kepalsuan
Akan
Kesejatian...
Bersatunya
abdi dan Maha Segala...
Hamparkan
asa pada Sumber Cahaya agar mutiara tetap suci di tengah kotor bumi
Sematkan
suara langit pada-Nya untuk mutiara tercintamu
Untukmu pelipur lara...
Doamu...
Pintamu...
Pada Penjaga Cakrawala
Semoga sinar putih tetap abadi
terpancar dari butir – butir mutiara
Bersatu dengan pelangi dalam
rajutan gerimis yang terus berlari
Berharap menjadi
#SebaikGenerasi
Generasi #KhoiruUmmah
Generasi pengibar Liwa dan Roya Rasulullah...
Nanti
ketika tiba waktu itu
Dalam
sebuah penantian manis
Ku
ingin melihat sepasang tangan halus penuh kasih mengusap kepalaku
Membisikkan semilir doa beralun
sepoi – sepoi
“Mutiaraku...”
“Ayah Bunda bangga padamu”
“Kami sangat menaruh harapan
bahwa engkau bisa meraih bintang – bintang yang putih berkilauan”
“Dan ternyata engkau bisa
meraihnya sekarang nak”
“Wahai
embun pagi...”
“Tetaplah
memberi kesejukan di setiap nafas – nafas kehidupan"
“Dinginkanlah
hati – hati yang terlanjur terkena panas hawa setan dengan air telaga Kautsar”
“Duhai permata hatiku...”
“Bersinarlah seterang surya
yang memberikan cahayanya kepada dunia ”
“Tanpa lelah...”
“Tanpa duka...”
“Tanpa air mata”
“Tegarlah
nak...”
“Tetaplah
di jalan itu...”
“Jalan
Keabadian jannah dengan segala
kenikmatan tiada batas..."
Semoga nanda bisa sampai pada garis itu
Garis akhir dalam sebuah penantian
manis...
Gores Pena Sang Surya
Al-Abqory, 10:22, 24/12/13
Tidak ada komentar:
Posting Komentar