Berjalanlah aku mengitari alam semesta untuk mengamati gemericik air dalam
lambaian dedaunan
Menikmati rindangnya pohon dan nyanyian hewan – hewan yang sedang berlarian
bebas
Hingga suatu masa dalam padang rumput yang sangat luas...
Ku lihat bunga – bunga yang sangat indah
Bermekaran laksana surga
Namun sedikit sekali yang bisa terindra
Hampir sebagian besar bunga – bunga itu telah layu kering tiada tersisa
kecuali hanya butiran – butiran debu yang mengotori semesta raya
Padahal bunga itu masih kuncup dan isinya belum terkena kehangatan sinar
sang surya
Apa yang terjadi???
Aku berpikir
Aku bertanya
Ternyata bisik angin mencoba membangunkan lamunanku dan menjawab
pertanyaanku
Bunga – bunga itu telah layu karena tangan – tangan kotor merusak
mahkotanya
Mencabik – cabik kelopaknya dan memetik tangkai bunga sebelum menyapa dunia
Kata angin...
Tangan – tangan sekulerisme ternyata telah merusak kuncup – kuncup bunga
remaja dengan jari – jari najis pergaulan bebas
Kumbang – kumbang kafir pun ikut andil dalam merusak tatanan taman – taman
bunga ke-Izzah-an
Bungaku menjadi tidak berharga lagi
Oh bungaku sayang
Bungaku malang...
Dalam kegelisahan ini aku berusaha menghalau kumbang – kumbang jahat dan
tangan – tangan kotor sekulerisme dengan percikan api Islam
Ku bakar semua tangan – tangan, jari – jari dan kumbang – kumbang itu
Habis sehabis habisnya
Ku gandakan kekuatan dengan hati – hati lain yang masih mempunyai hati
nurani
Bersatu padu melawan kehancuran ini...
Berharap bunga – bunga lain yang masih kuncup masih bisa terselamatkan
Bunga – bunga indah yang lain juga akan bisa bermekaran menyambut senyuman
hangat dewi malam dengan senyuman terindahnya
Untukmu saudaraku
Untukmu bunga – bunga remaja
Jagalah kehormatan dan lindungi mahkota cantikmu dengan Islam
Jadilah bunga nan indah yang telah tercipta untuk menghiasi semesta
Dan bunga pun akan terlihat kembali bercahaya menjadi khoiru
ummah....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar