Betapa
senang rasa bisa berjumpa dengan mentari pagi kembali
Semakin
malam semakin hitam dan kelam
Semakin
malam semakin pagi
Pagi
menjelang disambut mentari pagi
Aku kedinginan
Senanglah aku meski badan menjadi semakin dingin karena basuhan embun yang
dipeluk mentari pagi
Aku juga ingin mendekap erat dan mencium telapak tangan serta kaki mentari
pagi di atas satu garis pelangi
Kini ku
sendiri tanpa mentari pagi meski banyak yang menemani
Ada bintang
– bintang dan rembulan malam saling berganti menemui dan menghiburku
“Terima
kasih bintang – bintang dan rembulanku atas semua perhatian dan senyuman tulus
itu”
Betapa engkau
sangat berarti bagiku
Tapi tetap
tidak bisa mengalahkan kerinduanku akan kehangatan sinar mentari pagi
Warnamu
Wajahmu
Cahayamu
Membuatku menjadi manusia seutuhnya
Tunas –
tunas harapan bermunculan, berakar kuat dan tumbuh besar
Dedaunan
rindang
Bermekarannya
bunga – bunga
Indah sekali
Berbuah
kematangan
Sungguh sinar lembutmu tiada api membakar sukma
Menjaga dan merawatku hingga merekah
Kini sinar itu
terganti senja yang mulai redup
Beranjak
hitam mewarna senja kekuningan
“Oh pagi!”
“Cepatlah datang!”
Aku ingin mendekap erat dan mencium
telapak tangan serta kaki mentari pagi di atas satu garis pelangi
Sekali lagi
Selamanya......
Kamar Mess KMJ, 18:44,
12/9/2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar