Ku didihkan darahku sampai
mencapai ubun – ubun dan serasa terbakar semua yang terkena sentuhanku
Menjadi darah – darah membara
yang ingin mencapai puncak kesempurnaan
Menggapai langit ke tujuh
dengan sekuat tenaga
Biarkan
tanganku menjadi lidah – lidah penyambung antara Tuhan dengan alam
Jangan
coba – coba kau menghentikan aliran darah membaraku!
Ku libas semua ranting dan
batang – batang tumbuhan parasit di depanku dengan pedang Tauhid
Terus saja ku lipat celanaku
hingga sampai mata kaki untuk menyusuri jalanan yang penuh lumpur – lumpur
menjijikkan
Kalau sandal yang ku pakai bisa
menghambat jalanku........
Ku buang saja sandal itu!
Aku gak akan mati walau gak
pakai sandal
Aku masih kaki
Kakiku sangat kuat dan tidak
mungkin menjadi tipis yang akhirnya habis hanya gara – gara menggeserkan
dirinya dengan kerikil – kerikil tajam yang tak berguna itu
Kalau
kau mau menghentikan langkahku........
Potong
saja kakiku biar gak bisa berjalan lagi
Atau
potong saja tanganku biar aku gak bisa menggapai bintang lagi
Jika
kau bisa.....
Meski kau mampu melakukannya
maka aku akan berjalan dan memegang pedang tauhid dengan mulut dan lidahku
Kecuali kalau kau juga memotong
lidahku
Meski kau berhasil memotong
lidahku maka aku akan hidup dengan pikiran dan otakku
Kecuali kalau kau membunuhku
Meski kau berhasil
membunuhku.....
Kau gak akan bisa menghancurkan
otakku
Menghancurkan pemikiranku
Walau
kau mencincang otakku dan meremukkan tulang tengkorakku......
Kau
gak akan bisa membunuh pemikiranku
Aku
akan tetap hidup di hati orang – orang yang hidup dan matinya hanya untuk mengabdi
hanya kepada Sang Penggenggam Langit dan Bumi.......
9/1/2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar