Asap menghembus keluar dari
kedua lubang hidungku
Terus saja melangkahkan jari
tanpa henti berteman secangkir teh hangat di kanan tangan
Ku buang puntung rokokku ke
sisi kiri berplastik kusam
Tanpa arah yang terarah
Terus saja berlari sampai garis
finish setelah sempat istirahat karena ada orang gila
Orang gila itu aku
Rokokku hampir habis di jam lima menit sebelum pergantian
hari
Ku lihat lagi jam dinding yang bernyanyi pelan
Aku pun ikut bernyanyi
Disaksikan bulan yang mau purnama
Langit malam ini tidak
bermendung
Ku ingin sama dengan langit
Dengan bulan dan bintangnya
sekalian
Ku masukkan lagi asap ke rongga
dadaku dan ku isi seluruh pembuluh darah dengan asap
Rokokku hampir habis
Aku gak punya uang
Ku mau merokok lagi
Melupakan semua darah yang terkontaminasi
Ku ganti dengan kepulan asap asa
Rokokku habis
Asaku bangkit
Hanya doa orangtua yang bisa
menuntunku mengakhiri lereng berbukit
Ah......
Ku mau minum teh lagi
Tanpa bayang yang menghantui
Tanpa puisi yang berbaris rapi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar