Berjuta pinta terpendar dari lubuk hatiku yang paling
murni
Semurni madu yang baru diperas dari sarangnya
Sarang tempat segala mimpi terkubur dan mulai bersemi
Bersemi bagai tunas-tunas harapan yang sempat dan selalu terucap hanya untukmu
Ya ....
Hanya untukmu
Kau yang pernah ada dalam anganku meski belum
pernah terwujud
Kau yang pernah menjadi bagian dari cita dan
cinta
Kau yang pernah menghiasi dunia hingga aku
mengerti akan arti sebuah kedewasaan
Aku gak peduli dengan sajak puisiku yang terus berlari
Asal ku bisa melihatmu mewarnai pelangi dengan senyuman
yang tergambar jelas di purnama itu ....
Bagiku ...
Itu sudah cukup
Melalui bahasa jiwa ini ijinkan aku bicara
tentang harapan-harapan yang mau kugoreskan dengan tinta suryaku di rumah yang
akan kau singgahi untuk menghabiskan sisa perjalanmu di hamparan rumput yang hijau
ini
“BAROKALLAHU
LAK WA BAROKA ‘ALAIK WA JAMA’A BAINAKUMA FI KHOIR(IN)
Semoga Allah senantisa mencurahkan berkah-Nya
kepadamu dan kepada suamimu dan semoga juga Allah mengumpulkan kalian berdua
dalam kebaikan
Semoga engkau sekeluarga diberi yang terbaik
oleh Allah dalam setiap hitam dan putih perjalanmu ke depan
Semoga kau dan aku masih bisa menjadi saudara
se-iman dan se-perjuangan dalam mengarungi setiap tantangan dakwah ke depan
hingga Allah berkehendak untuk memenangkan agama-Nya dengan tangan kita atau
Dia mengakhiri kehidupan kita dalam keadaan berdiri kokoh di jalan-Nya.
Amin!!!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar