1.
Ku lari ke hutan
kemudian menyanyiku
Ku lari ke pantai
kemudian teriakku
Sepi ...
Sepi dan sendiri
aku benci
Ingin bingar aku
ke pasar
Bosan aku dengan penat
Dan
enyah saja kau pekat
Seperti
berjelaga jika ku sendiri
Pecahkan saja
gelasnya biar ramai
Biar mengadu
sampai gaduh
Ada malaikat menyulam jaring
laba-laba belang di tembok keraton putih
Kenapa tak goyangkan saja loncengnya
biar terdera
Atau aku harus
lari ke hutan lalu ke pantai ???
2.
Perempuan datang
atas nama cinta
Bunda pergi
karena cinta
Digenanginya
racun jingga dalam wajahku
Seperti bulan
dalam tidur di hatiku
Yang berdinding
kelam dan kedinginan
Ada apa dengannya
Meninggalkan hati untuk dicaci
Lalu sekali ini aku lihat karya
surga dari mata seorang hawa
Ada
apa dengan cinta
Tapi
aku pasti akan kembali dalam satu purnama
Untuk
mempertanyakan kembali cintanya
Bukan untuknya
Bukan untuk siapa
Tapi untuk ku
Karena aku ingin
kamu
Itu saja...
Kedua puisi cinta
di atas ku tulis ulang after ngeliat lagie film ”Ada Apa Dengan Cinta” yang
pemeran utamanya Dian Sastro Wardoyo as Cinta n Nicholas Saputra as Rangga.
Film yang tayang perdana tahun 2001 itu barengan dengan umur diriku – yang cakep
n keren ini - yang kira2 umur 14 ato tepatnya pas aku masih kelas satu akhir
ato dua awal MTs. N. Bangil. Cukup menarik untuk disimak n dihayati memang
kisah cinta dari kedua pemeran di atas. Yach meski buanyak sekali sich
pelanggaran Syariah di dalamnya yang gak layak untuk ditiru, but kisahnya itu
lho tetep the number one dech
pokoknya. Menggunakan alur maju dengan klimaksnya sad ending. Sungguh sebuah karya sastra yang mengandung unsur seni
yang cukup tinggi n dikerjakan dengan penuh kehati2an n penuh perasaan.
Kalo untuk
puisinya sendiri aku gak tau judulnya kawan2, cos di film itu gak dicantumkan
sich judulnya, so aku gak berani ngasih judul sembarangan kawan2, takut salah
tafsir nantinya. Kalo kawan2 mau ngasih judul kedua puisi di atas, yach gak
papa sich, asal jangan ngawur yach....
Sumpah kedua puisi
di atas tuch sangat dalam banget lho maknanya kawan2. Kalo aku boleh ngasih
terjemahan bebasnya nich, kira2 puisi pertama tuch menceritakan tentang seorang
lelaki - yang dalam hal ini di alami sendiri oleh pelaku – yang merasa sendiri,
kesepian n mengalami masalah yang cukup berat. Bahkan si penulis menggunakan
diksi – pilihan2 kata – yang menyayat hati. Misalkan nich, dalam sebuah baris
ini : “ Pecahkan saja gelasnya biar ramai, biar mengadu sampai gaduh”. Disini
penulis mau ngomong kalo dia setelah mengalami kesunyian yang amat, dia pingin
meluapkan seluruh ekspresinya kepada dunia. Dia ingin berontak n marah. Terus
dia bingung mau ngapain setelah itu. Bingung untuk menetukan kemana arah yang
hendak dituju. Hal ini ditunjukkan oleh penulis dalam baris yang berbunyi :
“atau aku harus lari ke hutan lalu ke pantai ?”.
Terus di tengah
masa2 kebingungan n kesendirian yang dialami oleh si pelaku, tiba2 muncul
seorang gadis yang menurut dia sungguh berarti. Terungkap dalam baris puisi ke
dua yang berbunyi : “Lalu sekali ini aku lihat karya surga dari mata seorang
hawa”. Meski sebelumnya dia juga merasa kebingungan lagi melihat kejadian2 yang
dia alami bersama si gadis tersebut. Terjadi sebuah dilema hati yang di alami
si pelaku. Ada pertanyaan besar yang hendak dia pecahkan. Mempertanyakan cinta,
kasih, sayang n hal2 serupa yang dia alami. Sebuah misteri kehidupan yang tidak
pernah bisa terungkap. Tapi terakhir puisi ini ditutup dengan dengan sangat
apik oleh si penulis. Bahwa di penghujung akhir dari kisah cintanya, sejauh
apapun dia pergi n jarak yang memisahkan mereka, dia percaya n yakin bahwa dia
pasti akan kembali ke gadis pujaan hatinya untuk mempertanyakan kembali
cintanya. ( kalo ada salah2 penafsiran mohon di maafkan nggee... )
Huuffh, sengaja
kawan di postingan ku yang ini ku mau ngomong fenomena cinta yang jujur
sekarang nich ku alami juga kawan2 tercinta. Mirip gak mirip sich kisahku
sekarang dengan cerita di AADC – kependekan dari “Ada Apa dengan Cinta”. Kalo
alurnya gak mirip blas, tapi kalo intinya hampir sama, yakni ku mempertanyakan
cinta sejati ku kelak. Meski bedanya lagie – bahkan yang cukup mencolok – kalo
Rangga di film tersebut mempertanyakan cintanya kepada gadis yang dia sukai,
yakni Cinta, kalo aku mempertanyakan cinta suci ku kepada Allah SWT. Siapa yach
kelak yang kan jadi cinta sejati ku ???? ( tanda tanya buesar buanget men !! )
Ahh... setelah
pengenolan n penetralan, ku gak mau lah tersibukkan n sengaja menyibukkan diri
dengan cinta “sesaat” yang jauh dari ridho Allah SWT. Fokus men untuk Ghoyatul ghoyah ke depan, yaitu berjuang
dengan sungguh2 untuk tegaknya Syariah n
Khilafah Rosyidah ‘Ala Manhaj Nubuwwah dech, biar hidup nich lebih berkah n
bisa ngedapetin ridho dari Allah SWT. Belajar untuk memaksakan diri bersabar
untuk menunggu ato menjemput kekasih impian pujaan hatiku kelak. Kalo bahasa
simplenya sich, berusaha untuk men – sholeh – kan diri dulu sebelum menunggu
ato menjemput kekasih yang Insya Allah Sholehah bro.
Bidadariku Masih di Surga
Tetaplah
di sana ...
hingga aku berhasil menjemput ukhti dengan iman n ilmu
hingga aku berhasil menjemput ukhti dengan iman n ilmu
Atau ...
ukhti datang ke hati ku dengan bimbingan Allah
ukhti datang ke hati ku dengan bimbingan Allah
Bangil,
di kelas 8G Matsanba pas nunggu anak2 try out Mtk , 10-04-2012
Aku
yang masih terus berharap
baguscakep
terus belajar
Bosan aku dengan penat
BalasHapusDan enyah saja kau pekat
Seperti berjelaga jika ku sendiri
Suka AADC ?
oke mbk ochy. file dari sampean langsung tak setel. mantepz, yach meski gambare gak jelas blas, but tetep gak bisa ngalahin serunya cerita AADC, right!! oiy aku udah join di blog sampean lho, tolong po'o mbk ochy join di blog diriku yang keren ini, pleess yach,-D !!
HapusSLM SUKSES!!