Jumat, 31 Januari 2014

TENTANG CAHAYA

Dalam mata – mata mungil yang selalu melihat ke arah tanpa batas
Meniadakan dosa – dosa yang teraba
Kokoh dalam jalan menuju Kasih Tertinggi
Selalu mengawasi jari – jari yang tidak pernah berhenti menorehkan karya
Mata itu...
Anakku...
Menjadi teman setia dalam menggapai Surga
Kepulan asap orang – orang yang terus membanting tulang demi sesuap nasi
Sepiring nasi putih lengkap dengan lauk – pauk dan segelas susu segar...
Ahhh...
Segar sekali rasanya...
Menjadi saksi di segala arti
Mereka menjadikan dua puluh empat jamnya menjadi terus menyala
Semenyala hati orang – orang yang menggantungkan bintang hanya kepada Pemberi sabar
Dengan memakai kaos butut dan celana tiga perempat dengan rokok kretek di tangan kirinya dan cangkul di tangan kanannya mereka melanjutkan hidup hingga mata – mata mulai redup
Sayup – sayup...
Tertidur pulas...
Aku?
Belum bisa tertidur dengan semesta amanah
Mata lah tidur hatinya masih hidup
Sehidup darah – darah dan oksigen serta karbon dioksida yang selalu keluar masuk dari dan ke dalam tubuh dengan sangat teratur
Seteratur semua galaksi yang ada di sepenuh langit!
Seteratur Sunnatullah...
Pergantian siang dan malam melalui suatu perencanaan yang sangat matang dan keduanya tidak lah mungkin akan bisa saling menyapa
Meski mereka saudara
Semua sudah tergariskan
Semua sudah terpetakan
Namun mereka berada dalam satu garis putih yang lurus
Begitu halnya purnama, bintang dan surya yang selalu hidup berdampingan tanpa ingin mencubit satu sama lain
Semua sudah tergariskan
Semua sudah terpetakan
Ketiganya sudah mempunyai kadar cahayanya masing – masing meski tingkat ketergantungan cahayanya berbeda – beda
Yang pasti mereka semua butuh cahaya dari Cahaya Pemberi Cahaya
Bukan sembarang cahaya
Namun cahaya dari Cahaya Pemberi Cahaya yang pasti terindah mengalahkan cahaya malam yang indah sekalipun
Ketika raga dan jiwa mulai ada ketidaksinkronan
Keraguan dalam kepastian
Bertemu cahaya di atas Garis Sempurna
Namun...
Ahhh...
Memang kalau hanya sekedar cahaya tidak mungkin menimbulkan terang
Kalau cahaya dari Cahaya Pemberi Cahaya pasti akan menenangkan
Bercahaya sebelum datang cahaya
Meski tanpa ketiadaan cahaya malam yang indah
Apalagi jika dia ikut menyempurnakan separuh purnama
Dengan catatan cahayanya harus di dalam genggaman tangan Pembuat Awan
Oalah – oalah...
Air mata
Mata dua
Dua sisi
Sisi hitam
Hitam putih
Putih salju...
Cahaya putih dari Pembuat Putih
Pastinya telah melekat dalam diri sejak roh masih di alam ‘azali
Tidak percaya?
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)"
Lalu mengapakah ketika purnama mulai bersinar – yang itupun sinar dari Pemberi sinar – tiba lah waktunya dia lupa akan Sinar Kesejatian?
Kadang masih terbersit untuk menggantungkan cahaya malam...
Yang indah kah???
Hmmzzz...
Bisa jadi!
Sudahlah purnama...
Berkacalah pada bintang dan nasehat purnama untuk bintang
“Gantungkanlah cahaya hanya pada Pemberi Cahaya”
“Mintalah sempurna hanya pada Pemberi Sempurna”
Dengan redaksi berbeda namun tidak mengurangi inti dari segala inti
Inti kehidupan ceritanya...
Hidup dalam Kesejatian...
Tambahannya ini :
Bintang putih yang berkilauan dengan cahaya malam yang indah itu pasti akan menjadi istimewa jika purnama meraihnya dengan iman dan ilmu atau bintang itu datang ke hati purnama dengan bimbingan Sang Pemilik Hati
Cukuplah LA ILAHA ILLALLAH MUHAMMAD RASULULLAH sebaik pegangan ketika kemudi mulai goyah
Kalam – kalam suci menjadi sebaik teman hidup!
Dan sungguh cahaya siapakah yang lebih indah melebihi semua cahaya di dunia???

#GPSS, Dlm1/3 mlm yg berpadu irama keheningan...
Di #BumiAllahAturanAllah
3:47, 3/1/13


Tidak ada komentar:

Posting Komentar