Jumat, 13 April 2012

Pintaku Dalam Bunga


Harapan terisi sepenuh kata
Dua tangan ku tengadahkan
Mata air menggenang jauh di hatiku

            Tolong berikan singgasana-Mu
            Beri juga tembok berlian dari rumah-Mu
            Perintah ku tidak
            Siapalah aku ??
  Hanya berharap dan memohon

Bisa istirahat dan melepas lelah selamanya
Pasti enak-Mu menenangkan Bunda
Sudah jalan dan berlari penuh keringat menetes deras
Banjir jagat raya keteduhan mendung yang merata
Semilir angin berhembus damaikan rongga ku

            Lelah sekali Ya Allah Bundaku
            Duluku kurang
            Mengertiku arti-Mu tidak seberapa
            Kasihan Ya Allah Permata Berhargaku

Ku memang belum bisa lalu Kau tiba-tiba inginnya
Mengapa ku menolak-Mu ??
Padahal alam ini adalah milik-Mu
Aku dan Bunda Hawa juga milik-Mu
            Ah ...
            Sudahlah ...
            Mengalir saja

Mungkin kadang Bunda gersangkan bumi
Atau kurang bisa menyiram kebun-Mu dengan teratur
Tapi Kau kan lebih dari samudera Bunda ku
Pastilah Kau menunjukkan segala-Mu

Sekali ini anganku
Mimpiku dalam bunga tidur dan bunga sakura Jepang
Mungkin sekarang atau setelahnya
Ku harap Kau menerimanya di istana-Mu
Karena ingin ku
Bahagiakan Bunda ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar