Selasa, 10 April 2012

Misteri ...( Sang Bidadari )


1.
Ku lari ke hutan kemudian menyanyiku
Ku lari ke pantai kemudian teriakku
Sepi ...
Sepi dan sendiri aku benci
Ingin bingar aku ke pasar
          Bosan aku dengan penat
Dan enyah saja kau pekat
Seperti berjelaga jika ku sendiri
Pecahkan saja gelasnya biar ramai
Biar mengadu sampai gaduh
            Ada malaikat menyulam jaring laba-laba belang di tembok keraton putih
            Kenapa tak goyangkan saja loncengnya biar terdera
Atau aku harus lari ke hutan lalu ke pantai ???


2.
Perempuan datang atas nama cinta
Bunda pergi karena cinta
Digenanginya racun jingga dalam wajahku
Seperti bulan dalam tidur di hatiku
Yang berdinding kelam dan kedinginan
          Ada apa dengannya
          Meninggalkan hati untuk dicaci
          Lalu sekali ini aku lihat karya surga dari mata seorang hawa
Ada apa dengan cinta
Tapi aku pasti akan kembali dalam satu purnama
Untuk mempertanyakan kembali cintanya
Bukan untuknya
Bukan untuk siapa
Tapi untuk ku
Karena aku ingin kamu
Itu saja...


Kedua puisi cinta di atas ku tulis ulang after ngeliat lagie film ”Ada Apa Dengan Cinta” yang pemeran utamanya Dian Sastro Wardoyo as Cinta n Nicholas Saputra as Rangga. Film yang tayang perdana tahun 2001 itu barengan dengan umur diriku – yang cakep n keren ini - yang kira2 umur 14 ato tepatnya pas aku masih kelas satu akhir ato dua awal MTs. N. Bangil. Cukup menarik untuk disimak n dihayati memang kisah cinta dari kedua pemeran di atas. Yach meski buanyak sekali sich pelanggaran Syariah di dalamnya yang gak layak untuk ditiru, but kisahnya itu lho tetep the number one dech pokoknya. Menggunakan alur maju dengan klimaksnya sad ending. Sungguh sebuah karya sastra yang mengandung unsur seni yang cukup tinggi n dikerjakan dengan penuh kehati2an n penuh perasaan.

Kalo untuk puisinya sendiri aku gak tau judulnya kawan2, cos di film itu gak dicantumkan sich judulnya, so aku gak berani ngasih judul sembarangan kawan2, takut salah tafsir nantinya. Kalo kawan2 mau ngasih judul kedua puisi di atas, yach gak papa sich, asal jangan ngawur yach....

Sumpah kedua puisi di atas tuch sangat dalam banget lho maknanya kawan2. Kalo aku boleh ngasih terjemahan bebasnya nich, kira2 puisi pertama tuch menceritakan tentang seorang lelaki - yang dalam hal ini di alami sendiri oleh pelaku – yang merasa sendiri, kesepian n mengalami masalah yang cukup berat. Bahkan si penulis menggunakan diksi – pilihan2 kata – yang menyayat hati. Misalkan nich, dalam sebuah baris ini : “ Pecahkan saja gelasnya biar ramai, biar mengadu sampai gaduh”. Disini penulis mau ngomong kalo dia setelah mengalami kesunyian yang amat, dia pingin meluapkan seluruh ekspresinya kepada dunia. Dia ingin berontak n marah. Terus dia bingung mau ngapain setelah itu. Bingung untuk menetukan kemana arah yang hendak dituju. Hal ini ditunjukkan oleh penulis dalam baris yang berbunyi : “atau aku harus lari ke hutan lalu ke pantai ?”.   

Terus di tengah masa2 kebingungan n kesendirian yang dialami oleh si pelaku, tiba2 muncul seorang gadis yang menurut dia sungguh berarti. Terungkap dalam baris puisi ke dua yang berbunyi : “Lalu sekali ini aku lihat karya surga dari mata seorang hawa”. Meski sebelumnya dia juga merasa kebingungan lagi melihat kejadian2 yang dia alami bersama si gadis tersebut. Terjadi sebuah dilema hati yang di alami si pelaku. Ada pertanyaan besar yang hendak dia pecahkan. Mempertanyakan cinta, kasih, sayang n hal2 serupa yang dia alami. Sebuah misteri kehidupan yang tidak pernah bisa terungkap. Tapi terakhir puisi ini ditutup dengan dengan sangat apik oleh si penulis. Bahwa di penghujung akhir dari kisah cintanya, sejauh apapun dia pergi n jarak yang memisahkan mereka, dia percaya n yakin bahwa dia pasti akan kembali ke gadis pujaan hatinya untuk mempertanyakan kembali cintanya. ( kalo ada salah2 penafsiran mohon di maafkan nggee... )

Huuffh, sengaja kawan di postingan ku yang ini ku mau ngomong fenomena cinta yang jujur sekarang nich ku alami juga kawan2 tercinta. Mirip gak mirip sich kisahku sekarang dengan cerita di AADC – kependekan dari “Ada Apa dengan Cinta”. Kalo alurnya gak mirip blas, tapi kalo intinya hampir sama, yakni ku mempertanyakan cinta sejati ku kelak. Meski bedanya lagie – bahkan yang cukup mencolok – kalo Rangga di film tersebut mempertanyakan cintanya kepada gadis yang dia sukai, yakni Cinta, kalo aku mempertanyakan cinta suci ku kepada Allah SWT. Siapa yach kelak yang kan jadi cinta sejati ku ???? ( tanda tanya buesar buanget men !! )

Ahh... setelah pengenolan n penetralan, ku gak mau lah tersibukkan n sengaja menyibukkan diri dengan cinta “sesaat” yang jauh dari ridho Allah SWT. Fokus men untuk Ghoyatul ghoyah ke depan, yaitu berjuang dengan sungguh2 untuk tegaknya Syariah n Khilafah Rosyidah ‘Ala Manhaj Nubuwwah dech, biar hidup nich lebih berkah n bisa ngedapetin ridho dari Allah SWT. Belajar untuk memaksakan diri bersabar untuk menunggu ato menjemput kekasih impian pujaan hatiku kelak. Kalo bahasa simplenya sich, berusaha untuk men – sholeh – kan diri dulu sebelum menunggu ato menjemput kekasih yang Insya Allah Sholehah bro.



Bidadariku Masih di Surga

Tetaplah di sana ...
hingga aku berhasil menjemput ukhti dengan iman n ilmu
Atau ...
ukhti datang ke hati ku dengan bimbingan Allah



Bangil, di kelas 8G Matsanba pas nunggu anak2 try out Mtk , 10-04-2012
Aku yang masih terus berharap


baguscakep terus belajar 

2 komentar:

  1. Bosan aku dengan penat
    Dan enyah saja kau pekat
    Seperti berjelaga jika ku sendiri

    Suka AADC ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. oke mbk ochy. file dari sampean langsung tak setel. mantepz, yach meski gambare gak jelas blas, but tetep gak bisa ngalahin serunya cerita AADC, right!! oiy aku udah join di blog sampean lho, tolong po'o mbk ochy join di blog diriku yang keren ini, pleess yach,-D !!
      SLM SUKSES!!

      Hapus