Sabtu, 21 April 2012

MELUKIS BUNGA – BUNGA HARAPAN


Dua puluh lima bukan sekedar angka
Di bawah pohon belimbing lebat dan sepeda kuning setia
Banyak bunga jadi bisunya sejarah
Terpatri asa di hatiku yang terlihat semut merah

Masih sendiri
Berwarna primer saja
Mencelupkan diri ke astro dan terlukis kanvas yang kaku
Bekunya es di sehelai rambut

Mencoba berenang di taman permata
Menyelam kedalaman pelangi yang baru muncul setelah hujan lebat
Menggambar mimpi melukis cita
Sebuah bahtera berisi nahkoda dan penumpang yang se arah

Masih aku
Aku yang dulu, kini dan nanti
          Melihat pantulan cermin dengan seindah mungkin
          Ku gandeng tangan suci dan mulai menggaris lurus

Sungguh indah langit tak berpolusi
Beterbangan burung – burung dan sesekali menari
Melompati batu besar bersama
Kekuatan seratus kali lipat

Mengerti hadir ku
Menopang kepala yang bermata lelap
Menuntun kaki saat tertatih
Menjadi sandaran hidup

Ah ....
Indah sekali semesta kalau seperti itu
Menuruti hati tanpa tanya
Meski tetap di jalan beraspal halus

            Membangun dan merancang peta berdua
            Menggulung pita sejarah yang tercerai
            Merangkai bunga – bunga ketulusan
            Lalui tangga dan terus ke atas

Berbuah manis penerus Utusan
Memasang alarm tanda bahaya
Merawat tunas – tunas agar berakar jauh ke bumi
Merangkul semua penghuni untuk masuk ke Tempat Tertinggi

Berharap 
          Ku bahagia ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar