Selasa, 21 Oktober 2025

Tentang Kucing, hehe

Bagaimana jalan tengah mendamaikan suami yg gak seneng kucing di rumahnya krn sayang sm keluarga krn trauma istrinya pernah hamil bermasalah dan melahirkan anak yg kena peyakit sindrome hingga akhirnya meninggal yg disinyalir kena virus dr kucing walau bisa jd tidak dan kecintaan istri dan anak2 akan kucing hingga memelihara kucing di dlm rumahnya dan benci banget sm suaminya yg gak seneng kucing?

Jawabannya adalah:

Ini situasi yang sangat manusiawi dan sensitif, karena di dalamnya ada luka lama, cinta, dan perbedaan rasa aman serta kasih sayang.
Pendekatannya tidak cukup logis saja, tapi juga emosional dan spiritual.
Berikut jalan tengah yang bisa dicoba — langkah demi langkah:


1. Validasi perasaan masing-masing tanpa menghakimi

Sebelum mencari solusi, suami dan istri perlu saling didengarkan dulu tanpa diserang.

  • Suami punya rasa takut dan trauma, karena pernah kehilangan anak dan merasa kucing bisa jadi pemicu.

  • Istri dan anak-anak punya kecintaan dan kenyamanan emosional dengan kucing — bagi mereka, kucing seperti teman penyembuh hati.

👉 Jadi, keduanya bukan saling egois, tapi sama-sama ingin melindungi sesuatu yang dicintai.


2. Pisahkan antara “trauma masa lalu” dan “fakta medis sekarang”

Virus toksoplasma yang sering dikaitkan dengan kucing tidak secara otomatis berarti kucing penyebabnya.
Biasanya penularan terjadi dari kotoran kucing yang tidak dibersihkan dengan baik, atau dari tanah, sayuran mentah, atau daging yang tidak matang.

💡 Jalan tengah medis:

  • Kucing bisa tetap dipelihara asal:

    • Rutin dibersihkan dan divaksin.

    • Tidak dibiarkan berkeliaran ke dapur atau tempat tidur.

    • Kotaknya dibersihkan dengan sarung tangan dan masker, bukan oleh ibu (istri) atau anak kecil.

    • Rutin periksa ke dokter hewan.


3. Atur wilayah kompromi di rumah

Daripada “kucing harus pergi” atau “kucing boleh di mana saja”, buat zona netral:

  • Kucing boleh di area tertentu (teras, ruang belakang, atau satu kamar khusus).

  • Ruang keluarga dan kamar tidur jadi zona bebas bulu kucing.
    Ini menjaga rasa aman suami tanpa mematikan kasih sayang istri dan anak-anak.


4. Gunakan pendekatan hati, bukan logika saja

Mungkin istri bisa berkata dengan lembut:

“Aku paham Bapak takut karena pengalaman dulu sangat menyakitkan. Tapi anak-anak juga butuh ruang bahagia. Kalau kita bisa rawat dengan bersih dan aman, bolehkah kucing tetap ada tapi nggak di area yang Bapak nggak suka?”

Dan suami bisa berkata:

“Aku bukannya benci kamu atau anak-anak, tapi aku masih takut kehilangan seperti dulu. Kalau bisa dijaga dan tidak ganggu kesehatan, aku coba belajar tenang.”

Kalimat jujur seperti ini melembutkan pertahanan hati.


5. Doa dan penyembuhan batin

Kadang luka kehilangan belum sembuh, sehingga muncul sebagai “kebencian terhadap kucing.”
Bisa jadi perlu ruang penyembuhan emosional bersama, misalnya:

  • Berdoa untuk anak yang telah meninggal, agar tenang dan jadi pengingat sabar.

  • Mengingat bahwa Allah tidak menakdirkan musibah kecuali dengan hikmah besar.

  • Mungkin bahkan kucing itu jadi ujian: apakah keluarga bisa saling memahami dan tidak saling menyalahkan.


6. Kesimpulan jalan tengah

✅ Kucing boleh tetap ada, tapi dengan batas kebersihan dan wilayah jelas.
✅ Suami tidak dipaksa mencintai kucing, tapi diminta memahami bahwa bagi anak dan istri, kucing adalah sumber kasih.
✅ Istri tidak boleh menentang suami, tapi menunjukkan niat baik menjaga kebersihan dan keselamatan bersama.


Selasa, 22 April 2025

BERSITAN PASRAH, HARAPKU

Menatap langit, disitu ada cahaya. 
Bersinar terang menawarkan seberkas harap. Ingin kukejar, kuraih. 
Mendamba masa depan yg cerah, di surga-Nya...
Dan,
Semangat itu, takkan pernah berubah. 
Bahkan semakin menderu, menggebu. 
Akuku dg segala ingin, tertunduk lesu di hadapan Sang Pencipta dan Pengatur. 
Bukankah Dia Maha Tahu yg terbaik untukku, dan juga untuk semua ???

SENIN, 21/4/25
BUMI BANTEN
GPSS

Kamis, 20 April 2023

RUMAHKU SURGAKU, AYO KITA WUJUDKAN

Bismillahirrohmanirrohiim. 
Bagai purnama yang sudah tinggal separuh, bahkan bisa dibilang sudah menjadi sabit di akhir masa. Padahal purnama baru akan mengenal sosok yang kelak dari rahimnya lah, tunas - tunas para ulama bermunculan. 
Waktu itu, hanya bermodal keyakinan untuk bisa menjadi pribadi yang bahagia dan membahagiakan, diberanikanlah untuk mempersunting seorang akhwat yang akan menggenapkan bulan di hati yang sudah menjadi sabit. Berat memang, tapi bukan tidak mungkin bisa berhasil. Berat untuk purnama, belajar bagaimana menghapus segala rekam jejak keburukan dan fatamorgana keindahan di masa lalu. Berat juga untuknya, karena harus mendampingi purnama yang sudah pernah patah untuk yang kesekian kalinya.
______
Terakhirnya kapan?
Berakhirnya kapan?
Pertemuannya kapan?
          Wajah pelangi dalam kemilau putih langit...
          Menembus jantung langit!
          Merobek dinding langit! 
Di batas panjang sebuah perjalanan...
Batas panjang sebuah penantian..
    _______  
Atau???
Senyum bayangan
Tiada terlihat mata
          Dalam hati...
          Bangilku sayang
Tapi sudah bukan debur mimpi, memori dan emosi
Lentera yang indah
Menyatu dengan purnama 
          Suatu masa 
          Dalam cerita...
_____
Waktu aqad pun tiba, purnama belajar mengikhlaskan segala gemerlap bintang yang dulu pernah menghiasi hatinya. Namun, apa yang terjadi?, bermacam goda dan coba sejak minggu - minggu awal pernikahan sudah mulai nampak di depan mata. 
Purnama hanya manusia biasa? Memang. Dan belahan jiwanya tentu juga manusia biasa yang bisa merasa pedih saat tertusuk hatinya dengan duri - duri tajam itu. 
Perbaikan terus dilakukan. Penyandaran akan Kuasa Robb semesta alam juga tidak dilupakan. Purnama ingat janjinya sebelum mempersunting bidadari surganya, bahwa dia telah berjanji dengan sekuat tenaga akan menahkodai bahtera rumah tangganya menuju gerbang surga-Nya. 
Teringat betul janji yang telah terucap, bahwa purnama akan menggandeng tangan lentera, - ya lentera merah, cahaya yang menyejukkan hati tanpa membuat mata dunia menjadi perih, untuk bersama - sama menghadapi fananya dunia dengan dzikir. Jikapun dunia ibarat roda kehidupan, dia tidak peduli mau berada di atas atau di bawah, asal bersama bidadarinya, sungguh semesta kan bisa berdamai dengannya.
Hari ke hari, minggu ke minggu, bulan ke bulan dan tahun ke tahun berlalu dengan begitu cepat. Tak terasa mereka sudah melewati usia pernikahan menjelang 10 tahun di tanggal 19 mei 2023 ini. 
Beragam hujan gerimis musibah datang silih berganti, mulai dari kehilangan sang penjaga ilmu, anak pertama mereka dan disusul dengan kehilangan ananda Dhuha karena adanya penyakit dhohir yang kompleks, hingga beberapa kali diterpa badai dan prahara rumah tangga yang terbilang hampir - hampir mustahil untuk diselamatkan kecuali atas campur tangan dari Dzat Penggenggam langit dan bumi.
Perbedaan karakter dan pola pengasuhan semasa kecil juga turut memberi andil akan masalah - masalah yang terjadi. Berkeinginan bahagia dan meminta untuk dicintai juga menjadi perasaan yang sama  diantara mereka. Namun, karena komunikasi yang belum terlalu lancar, jadinya yang ada malah saling tidak ada pengertian dan bawaannya ingin segera saja memecahkan dan menenggelamkan bahtera yang susah payah mereka bangun.
Masalah anak juga kerap menjadi ajang untuk meluapkan emosi dan frustasi. Ada riak - riak dalam menerapkan pola pengasuhan kepada anak menjadi pemandangan sehari - hari dalam bahtera rumah tangga mereka. Purnama inginnya begini, sang umi inginnya begitu, ah sudahlah. Komunikasi dari hati ke hati memang penting dilakukan. 
Mengikuti program - program coaching rumah tangga, mulai dari yang free hingga berbayar sudah dilakukan, mulai dari program rumah Rasa Surga, Happy Parenting Class dan beragam webinar yang lain juga diikuti. Namun usaha itu tampaknya belum terlalu membuahkan hasil untuk memecah dan mencairkan kebekuan dalam hati keduanya. Memang anak yang terlahir sudah lima, namun terkadang watak dan karakter masih seperti anak PAUD yang suka cengeng kalau mainannya direbut temennya dan suka nangis tiada henti saat tidak diajak ke pasar malam oleh Ayah Bundanya 😭. 
Hingga pada hari Ahad, tanggal 18 Ramadhan 1444H, bertepatan dengan tanggal 9 April 2023, keduanya disuruh oleh Abi Yasin, orang tua yang kini menanungi keduanya di Ma'had Al-Abqary, Serang, Banten untuk mengikuti Training Keluarga Samara offline di aula pondok. Sejak awal penyampaian materi, tak terasa bulir - bulir air mata keras mengalir dari pipi purnama. Entah lentera waktu itu, apakah air mata juga deras mengalir? Entahlah. Namun, singkatnya, purnama tahu bahwa lentera juga tak kuasa menahan tangis yang sangat saat tangan keduanya berada di atas paha yang sama, sama - sama di atas pangkuan lentera. 
Di satu sesi, keduanya diminta saling menatap dan meratap dalam hati, tanpa berkata - kata. Melepaskan energi - energi negatif dan kemarahan - kemarahan jiwa yang sulit keluar. Terlalu banyak luapan jiwa waktu itu yang tak keluar dari lisan, namun bisa dirasakan oleh hati pasangannya. Ya, hati keduanya sedang kurang baik dan perlu disembuhkan dengan segera. Dan ternyata sungguh sebuah kenikmatan agung di ramadhan kali ini, bahwa hati keduanya mulai bisa menautkan satu sama lain saat tangan dengan tangan saling bergandengan dan menangis untuk waktu yang bersamaan 😭. Tangisan yang bagi keduanya, itu adalah tangis haru kedua setelah tangis bahagia pertama mereka saat setelah akad nikah 😭😭😭
Dan setelah Training Keluarga samara itu, keduanya sudah tidak berjanji lagi, namun berusaha mengulang janji yang dulu pernah terucap saat akad yang suci. Purnama dan lentera berusaha membesarkan buah hati mereka yang masih tersisa agar bisa bertemu dan bersama - sama kembali dengan saudara - saudara mereka di surga-Nya kelak 🤲😭🙏🏻
Ya, itulah purnama dan lentera. Dua insan yang disatukan oleh Allah dalam mengarungi samudera kehidupan di dunia ini dalam janji suci. Dua insan yang masih terus perlu belajar dan mendapat bimbingan dari para guru dan orangtua semua. Dua insan yang kini berusaha untuk menyulam benang - benang cinta yang sempat kusut menuju cinta yang suci, cinta yang abadi seiring dengan keabadian jannah...

أدخلوا الجنة أنتم وأزواجكم تحبرون (الزخروف: ٧.)
{ ادْخُلُوا الْجَنَّةَ } التي هي دار القرار { أَنْتُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ }- أي: من كان على مثل عملكم، من كل مقارن لكم، من زوجة، وولد، وصاحب، وغيرهم.
{ تُحْبَرُونَ }- أي: تنعمون وتكرمون، ويأتيكم من فضل ربكم من الخيرات والسرور والأفراح واللذات، ما لا تعبر الألسن عن وصفه.

"Masuklah kamu ke dalam surga, kamu dan pasanganmu akan digembirakan...” (Az-Zukhruf: 70)

 Pesantren Al Abqary 

#TrainingKeluargaSAMARAAbqary #PSBalabqary2023 #pesantrenalabqary #AbqaryHebat #MondokDiAlabqary
_____
Nb:
Percakapan wa yang sempat terekam antara keduanya saat awal - awal menikah 🙂:

Mendung terang saat kasihku tersenyum
Dingin hangat gurauan mengokohkan pertalian
Sakit meradang terkalahkan oleh kuatnya keyakinan yang menghujam
Pinta terkabul serupa permohonan
Rasa merenda rajutan kisah jiwa
Duka terselip menanti takdir masa
Menyandar dan tersadar pada keabadian yang menjadi tujuan
Mengobati segores luka hati yang tersembunyi
Dalam tetes – tetes air bening yang menghiba di haribaan Cinta Sejati
Berlalu dalam akhir kisah yang pasti
Berlabuh di samudera kasih abadi
Bersama kekasih yang tertakdir kini dan nanti…
Hubbi…
Ukhibbuka fillah…
#LenteraMerah

Jika memang air laut terlalu asin untuk kita minum
Menambah dahaga kekeringan sebanyak diminum
Walau berusaha sedia limpahan tetes – tetes embun yang sudah terminum
Namun ternyata dunia masih ingin meminum
Maka belumlah cukup di sini pencarianku akan telaga
Mengobat luka menghilang dahaga
Jika perlu semua sumber kasih semesta akan kuberi
Asal cinta senyum bahagia menyambut pagi
Semoga curah surya masih bisa disemi lentera di tengah mendung yang beranjak pergi
#SinarPutih

Deru hasrat anak manusia menggulung karang terjal menjulang
Ingin samudera penghilang dahaga…
Harap tetesan embun tuk melenyapkannya
Namun lalai siapa diri yang menghamba lemah, hina tanpa Yang Maha
Bila Lentera hanya mengharap kasih dari manusia, tak akan senyum merekah bersama SuryaPagi yang hangat tak menyngat...
Lentera menyala bahagia selagi bisa menerangi gelap SinarPutih purnama yang tertutup mendung duka…
#LenteraMerah

Bukan menghamba pada lemah hanya lemah selemah – lemahnya tanpa Kuat Sang Maha Kuat
Bukan sekedar menghamba
Namun jika harus mengusap kaki purnama Sang Maha Cinta rela membuka mata, maka lakukan saja semua kata
Hanya tuju Ilahi itulah tapi
Dalam hati tetaplah menyala dalam penghambaan hamba
Tiada hina di bawah hamba yang diri selalu dihambakan pada Pemilik hamba
Bukan hanya sekedar menghamba tanpa jiwa
Tapi beginilah cahaya yang kini menjadi senja yang memerah
Hadirnya semoga bisa memeluk erat – erat Lentera yang telah dijabat dalam kesucian hati yang terikat
Beginilah Putih yang ingin terus menyinari pagi dan malam hari dimanapun bumi tersirami…
#SinarPutih

23 Juni 2014, #BumiAllahAturanAllah
_____
Sinar putih itu purnama 🙂🙏🏻